Masalah lingkungan saat ini sering sekali diangkat menjadi topik pembicaraan yang utama, salah satu diantaranya yaitu sampah. Sampah sampai saat ini masih menjadi permasalahan utama ditiap kota besar, produksi sampah yang semakin menumpuk tidak tahu lagi mesti dibuang kemana, tidak adanya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah menjadi masalah besar bagi penduduk perkotaan, karena lahan yang semakin sempit oleh hunian. Seharusnya pengelolaan sampah tidak cukup dibuang, ditampung dan dibakar, hal itu akan mencemari lingkungan karena asap dan sisa yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah akan berdampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah seharusnya dapat dimanfaatkan kembali. Langkah pertama pemanfaatan sampah yaitu dengan cara memilah-milah antara sampah organik (seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah-buahan, dll) dan sampah anorganik (seperti kertas, plastik, kaca, logam dll). Sampah organik dapat diubah menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali. Konsep pemilahan sampah ini dapat dilakukan dari unit yang paling kecil yaitu ditingkat rumah tangga yang perlu mulai dibudayakan untuk memilah sampah rumah tangga.
Banyak negara maju yang kembali pada teknologi alamiah yaitu mengubah sampah organik menjadi kompos. Kompos bisa dimanfaatkan memperbaiki struktur tanah untuk meningkatkan permeabilitas air dalam tanah, dan dapat mengurangi ketergantungan petani pada pemakaian pupuk mineral (anorganik) seperti urea. Karena selain mahal, urea juga dikhawatirkan menambah tingkat polusi disamping memadatkan struktur tanah. Jenis dan jumlah sampah kota sangat tipikal dan didominasi oleh sampah organik dalam jumlah yang cukup besar. Apabila setiap keluarga atau kelompok perumahan dapat memproduksi kompos dan menggunakannya untuk menanam tanaman dihalaman rumah maka selain lingkungan menjadi bersih dan asri juga terhindar dari bencana banjir. Selain itu tanaman herbal dan tanaman hias disekitar rumah akan ikut menyehatkan masyarakat disekitarnya.